Kelak
anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas apa yang diperbuatnya selama
di dunia. Tangan, kaki, dan anggota badan lain akan berbicara sehingga mulut
tidak bisa membantah dan berbohong.
Hakim
yang kita hadapi di akhirat kelak bukanlah hakim yang dapat disuap dengan uang
sebagaimana yang terjadi di dunia. Tak akan ada yang mampu menolong diri kita
kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri.
Pada
hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan
kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Dalam
sebuah penelitian kajian neurologi dibuktikan bahwa sel-sel otak ternyata
menyimpan berbagai informasi dan pengalaman yang terekam sejak kita kecil, yang
umumnya sudah terlupakan.
Ketika
dilakukan eksperimen dengan pembedahan otak, dimana yang bersangkutan tetap
sadar, ternyata ketika dirangsang sel-sel saraf tertentu, mampu menceritakan
berbagai pengalaman sewaktu kecil.
Eksperimen
ini memperkuat teori bahwa semua yang pernah kita ketahui dan pikirkan terekam
dalam jaringan saraf otak.
Jadi,
apa yang dikatakan Al Qur’an tadi semakin diperkuat oleh eksperimen ilmiah.
Teori
bahwa tubuh merekam bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari…
Seseorang
yang selalu sholat tepat waktu, maka ketika datang waktu sholat, tubuh seperti
memiliki “biological clock” untuk segera menunaikan ibadah Sholat, meskipun dalam
kondisi sakit sekalipun.
Contoh
lain, bisa kita lihat dari pengalaman sopir bus malam lintas kota. Mereka
ketika melewati daerah yang telah biasa dilalui, dengan mudahnya melalui
jalan-jalan berliku, seakan mereka hafal betul kapan dan di mana harus
berbelok. Mereka tahu kapan dan di mana akan ada tanjakan dan tikungan.
Begitu
juga orang yang dulu pernah mahir bermain ping-pong atau bermain badminton,
ketika dia sudah tua, meskipun sudah meninggalkan kebiasaan itu selama puluhan
tahun, pasti dia akan sanggup memainkannya kembali. Mungkin gerakan dan tingkat
kelihaiannya berbeda dengan masa muda-nya.
Bahkan
menurut para ilmuwan, ada lebih 70 kasus yang dilaporkan dari pasien
tranplantasi yang meniru sebagian kepribadian pendonor organ.
Seluruh
sel tubuh kita ibarat hard disk yang merekam dengan baik semua ucapan, pikiran,
perbuatan kita. Memori ini sudah tergores di sana, dan siap dipanggil kapan
saja.
Meskipun
terdelete, mudah saja bagi ahli komputer untuk melacak bekas-bekas data yang
sudah terlanjur masuk dalam hard disk, dengan bahasa simbol tertentu.
Oleh
karena sel tubuh kita itu mampu merekam jejak apapun yang mampu kita lakukan,
maka, sangat logis untuk membayangkan anggota tubuh kita akan mudah saja, tidak
keliru satu titik pun saat menjadi saksi tentang segala perbuatan yang pernah
kita lakukan, nanti di hadapan Allah (Sumber : Saat sel tubuh menjadi saksi)
Oleh
karenanya, mari kita membiasakan diri untuk melafalkan kata-kata yang baik,
selalu berdzikir dan mengingat Allah, membiasakan diri mengerjakan sholat,
berpuasa dan bersedekah, serta berbuat baik kepada sesama, sebab semua itu akan
terekam dalam memori kita sepanjang hayat, baik saat hidup di dunia, menjelang
sakaratul maut, atau setelah kematian kita.
Husnul
khotimah (pengujung yang baik) di masa kematian kita itu tidak bisa diraih
dengan tiba-tiba. Ia tak bisa dipaksa dan dibimbing oleh orang lain dengan
mudah karena diri kitalah yang menentukan apakah kita sanggup mendapatkan akhir
yang baik atau tidak.
Husnul
khotimah merupakan akumulasi dari perjalanan panjang seseorang di masa
hidupnya. Rekam jejak kehidupan seseorang menentukan hasil akhir dari
perjalanan hidupnya di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar