Dengan
memaafkan, berarti Anda telah mengundang kebahagiaan untuk diri Anda sendiri.
Sebaliknya, dengan tidak memaafkan, untuk selanjutnya terus membenci hanya akan
mengikat orang yang dibenci tersebut di hati Anda. Jadi, tidak pernah ada
ruginya untuk memaafkan, bahkan ketika kita memilih untuk egois, toh untuk
kebahagiaan sendiri juga. Sekarang tinggal bagaimana bisa “benar-benar”
memaafkan.
Parameter
“berhasil” atau tidaknya seseorang memaafkan adalah ketika dia tidak lagi
mengungkit-ungkit kesalahan tersebut. Bahasa kerennya “Forgive and Forget”.
Untuk itu, berikut dipaparkan metodenya.
Hal
pertama yang perlu dilakukan apabila merasa disakiti adalah berpikir dengan
tenang dan jernih. Coba renungkan, mengapa seseorang bisa menyakiti Anda?
Mengapa bisa terjadi pertengkaran? Perlukah marah? Pikirkan juga apakah akan
terajadi hal buruk apabila masalah tersebut dibiarkan?
Ingatlah
bahwa apabila seseorang, terutama pasangan, menyakiti perasaan, dapat
dipastikan bahwa Anda memiliki peran tindakan atau pertengkaran tersebut. Tidak
ada suatu pertengkaran yang murni disebabkan oleh kesalahan satu individu.
Apabila
dengan cara tersebut Anda masih merasa berat untuk memaafkan atau merasa
kesalahan tersebut akan berdampak lebih buruk apabila dibiarkan, maka perlu
diambil langkah kedua. Bicarakan masalah atau kesalahan yang terjadi bersama
“pelaku”.
Dengan
kepala dingin, bicarakan satu masalah yang ingin diselesaikan, jangan merembet
sana-sini. Carilah penyebab masalahnya serta temukan kesalahan dari
masing-masing individu (ingat, tidak ada orang yang salah 100 persen).
Jangan
berhenti sebelum ditemukan solusi dari masalah tersebut. Berpisah atau
bercerai, bukanlah solusi yang diharamkan. Namun, ingat, dalam hal ini adalah
bercerai dalam konteks solusi atau bukan melarikan diri.
Setelah
langkah kedua selesai, bisa juga langsung dari langkah pertama, saatnya masuk
ke langkah ketiga, yaitu memaafkan. Bayangkan kejadian yang telah menimbulkan
rasa sakit hati. Bersamaan dengan itu, ucapkan “Saya memaafkan kamu ketika kamu
melakukan “…” (sebutkan hal yang membuat sakit hati).”
Lakukan
berulang-ulang hingga perasaan Anda benar-benar yakin telah memaafkan kesalahan
tersebut, ditandai dengan tidak bermunculannya kembali sederetan emosi negatif
di pikiran. Bukti paling mudah untuk melihat keberhasilan terapi ini adalah
ketika seseorang tidak lagi mengungkit-ungkit kejadian yang membuatnya merasa
sakit hati.
Jangan
ragu melakukan langkah-langkah tadi apabila kesalahan yang sama terulang
kembali. Mengungkit masalah yang sebelumnya pun bukan hal yang haram, tapi
hanya pembelajarannya, bukan masalahanya.
0 komentar:
Posting Komentar